01990 2200397 4500001002100000005001500021007000300036020002200039035002000061040002200081041000800103082002000111084002000131090002000151100001600171245008300187250002700270264004100297300003100338336002100369337003000390338002300420520089300443650001801336700003001354700002801384850001201412990002101424990002101445990002101466990002101487990002101508990002101529990002101550990002101571INLIS00000000120131620221109075312ta a978-602-291-675-8 a0010-1122000066 aJIPUPBKbinderda0 aind042[23]a899.221 3 a899.221 3 IKS p a899.221 3 IKS p0 aIksaka Banu0 aPangeran dari timur /cIksaka Banu, Kurnia Effendi ; penyunting, Endah Sulwesi aCetakan pertama : 2020 1aYogyakarta :bBentang Pustaka,c2020 axiv, 594 halaman ;c24 cm. 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aRaden Saleh masih terlalu muda ketika dipisahkan dari keluarganya di Terbaya, Semarang, menjelang berakhirnya Perang Jawa. Kegeniusan dan tangan dinginnya dalam mengayunkan kuas tercium oleh para pejabat kolonial sehingga dia dikirim ribuan mil jauhnya menuju Belanda, sebuah negeri yang selama ini hanya didengarnya lewat cerita para kaum terpelajar Jawa. Terbukti dia mampu melukis bukan hanya sejarah dirinya yang gemerlap, melainkan juga wajah dan peristiwa zaman Romantis di Eropa. Bertahun hidup di tanah seberang, sang Pangeran justru merasa asing di tanah kelahirannya. Namun, tetap saja panggilan darah sebagai bangsa Jawa tidak dapat disembunyikannya di atas kanvas. Ditambah kegetiran yang menghiasi masa tua, karya dan hidup Raden Saleh berhasil menciptakan perdebatan sengit di kalangan kaum pemaham seni di masa pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia, satu abad berikutnya. 4aFiksi sejarah0 aEndah SulwesiePenyunting0 aKurnia Effendiepenulis aJIPUPBK a0994/PBK/KU/2022 a0994/PBK/KU/2022 a0994/PBK/KU/2022 a0994/PBK/KU/2022 a0995/PBK/KU/2022 a0995/PBK/KU/2022 a0995/PBK/KU/2022 a0995/PBK/KU/2022